Islam Dan Radikal

Islam dan Radikal

          Berbicara tentang Agama, saat ini Islam adalah agama di dunia yang banyak sekali terkena goyangan dalam setiap sudut atau pun Aspek. Di dunia, Islam identik dengan teroris. Baik ISIS maupun pengeboman greja. Dan apakah bener apa yang di lihat oleh Dunia?

        Kita pergi ke Nusantara, Islam identik dengan radikalisme. Pengeboman gereja, bom bunuh diri, penusukan orang penting semuanya dilakukan islam? Apakah benar islam adalah agama yang salah. Mengapa saat orang islam melakukan kejahatan semua media berkumpul bak semut yang mengerogoti gula, dan saat orang agama lain melakukan kejahatan semua media diam. Tidak seperti orang islam, jika orang non islam melakukan kejahatan media tidak fokus pada agamanya. Melainkan, pada tindakannya. Sedangkan saat orang islam melakukan kejahatan, media hanya fokus pada agamanya bukan tindakannya.

      Baru - baru ini pemerintah membuat peraturan ASN tidak boleh memakai celana cingkrang dan cadar. Menurut saya walaupun tidak dibuat peraturan seperti itu ASN tidak akan memakainya. Bahkan, dari dulu ASN tidak pernah memakainya karena ASN tau pejabat harus rapi. Dan mereka tau bekerja untuk negara berarti harus paham negara. Mereka tau indonesia adalah negara beragama bukan agama.

      Dan jika kita lihat apakah orang yang bercelana cingkrang dan bercadar itu adalah radikal? Memang orang radikal ada yang memakai cadar. Namun orang yang bercadar belum tentu radikal. Kita lihat dengan sudut pandang yang sama, orang yang korupsi itu memakai jas dan dasi, mengapa dasi dan jas tidak dilarang sampai sekarang??

      Saya irfansyah mahasiswa islam mengungkapkan pandangan ini bukan dari sudut kalau agama saya islam, tapi saya selaku mahasiswa seyogyanya berpikir kritis menghadapi permasalahan yang muncul di bangsa kita, bukankah tidak ada unsur hadist. Ayat suci al qur'an ataupun ucapan seorang ustadz dalam pendapat saya?. Saya pertegas pendapat ini saya peroleh dari kacamata nasionalis bukan kacamata agamis.

    Lalu apa yang harus dilakukan seorang muslim terhadap masalah ini? Jawabannya adalah dengan memperdalam ilmu agamanya, jangan sampai iman goyah oleh karena fitnah - fitnah dan kabar bohong yang beredar. Seorang muslim harus paham agamanya bukan hanya simbolis melainkan makna dan perkembangan zaman.

        Contoh saya , kue ulang tahun. Banyak orang - orang yang menyatakan bahwa hal itu haram dilaksanakan. Dengan dalil " Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk kaum tersebut" , jangan hanya dipahami secara tekstual namun secara makna dan perkembangan zaman. Dalam hadist tersebut memang jangan menyerupai suatu kaum, namun pasti ada tujuan dan arahnya. Tujuannya agar kita tidak merusak keagamaan kita dengan melakukan suatu yang salah lalu mengantarkan kita ketindak kejahatan. Selama tidak merugikan diri kita dan orang banyak hal itu sah - sah saja. Jika meniup lilin kue ulang tahun sama seperti kaum yang menyembah api?apakah tahlilan sama seperti menyembah tuhannya hindu?

       Kita bahas topik film joker, di dalam film joker terdapat kalimat yang terkenal yaitu " Orang jahat berasal dari orang baik yang tersakiti " , lalu orang muslim mengatakan bahwa "film itu salah, dibuat oleh orang kafir, Nabi Muhammad saja disakiti namun tidak pernah jadi jahat". Saya memang tidak mengatakan salah, namun mengapa kita melihat dari kesalahan film tersebut, mengapa kita tidak mengambil hikmah dalam film itu? Bukankah dalam islan mengajarkan setiap kejadian itu pasti ada hikmahnya? Bukankah dalam islam di ajarkan untuk tidak berburuk sangka? Kita harus bisa mengambil hikmahnya karena kita sedang berada di era globalisasi, dimana suku, agama, ras dan adat telah saling dipertemukan. Adapun hikmah dalan film itu yang dapat saya ambil adalah " Janganlah kalian menyakiti sesama manusia, apapun alasannya . Karena setiap manusia mempunya hati yang harus dijaga"

     Saya tidak menyalahkan pemerintah dan saya juga tidak menyalahkan islam, namun. Antara aspek yang berbeda kita harus dapat menghargai dan menghormati agar tidak ada perpecahan di bangsa kita

       Saya selaku penulis, Irfansyah. Mohon maaf jika ada kesalahan, dan saya membuka pintu yang lebar untuk kritik dan saran kalian. 

Terima kasih